MAKALAH
MATA
KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI
(
AKPC 2408 )
PENDEKATAN
KONSEP DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA DALAM MENGAJARKAN IPA (BIOLOGI)
Dosen
Pengasuh :
Drs. H.
Aminuddin PP, M.Pd
M.
Arsyad, S.Pd, M.Pd
Dra. Hj.
Noor Ichsan Hayani, MP
Dra. St.
Wahidah Arsyad, M.Pd
Oleh :
Kelompok I
1. Agustina (A1C213223)
2. Alvi Sugiarto Syarip (A1C213037)
3. Firda Ayu Winarti (A1C213026)
4. Hermawan (A1C213206)
5. Monica Tancania Tisnawati Putri (A1C213044)
6. Maria Magdalena (A1C213237)
7. Utari (A1C213062)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Strategi berasal dari
bahasa Yunani yaitu stratus yang
berarti militer, ego yang berarti
memimpin serta stratego yang berarti
merencanakan. Menurut Sanjaya, (2007 : 126). Dalam dunia
pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Belajar
menurut Winkel adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.
Sedangkan,
pengertian mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses
belajar. Atau dikatakan mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang
kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa (Sardiman,
2003:45)
Jadi,
Strategi Belajar Mengajar adalah suatu mengorganisasikan lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadi
proses belajar mengajar (Nana Sujana. 2008)
Strategi Belajar Mengajar
merupakan salah satu mata kuliah dalam Perguruan Tinggi yang membimbing
mahasiswa agar dapat memilih dan melaksanakan strategi belajar mengajar yang
sesuai untuk mengajarkan masing- masing pokok bahasan yang tercantum dalam GBPP
bidang studi biologi guna mencapai pembelajaran khusus yang telah dirumuskan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan
konsep ?
2.
Apa saja contoh konsep IPA (Biologi) ?
3.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan keterampilan proses ?
4.
Apa saja contoh keterampilan proses IPA ?
5.
Apa saja kelemahan dan keunggulan keterampilan proses dalam mengajarkan
IPA ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian dari pendekatan
konsep.
2.
Mengetahui contoh konsep IPA (Biologi).
3.
Mengetahui pengertian dari pendekatan keterampilan proses.
4.
Mengetahui contoh keterampilan proses IPA.
5.
Mengetahui kelemahan dan keunggulan keterampilan proses dalam mengajarkan
IPA.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini Makalah ini dibuat dengan menggunakan
metode deskriptif yang mengacu kepada berbagai sumber dan pustaka yang relevan.
Makalah ini juga ditunjang oleh buku-buku yang disesuaikan dengan materi yang
kami bahas.
BAB
II
PENDEKATAN
KONSEP DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA DALAM MENGAJARKAN IPA (BIOLOGI)
2.1 Pengertian Pendekatan Konsep
Dalam
bahasa Inggris kata konsep berasal dari kata “concept” atau “construc” yang
berarti simbol yang digunakan untuk memaknai sesuatu (Ihalaw, 2003 : 25).
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum
sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Pengertian konsep menurut
beberapa ahli:
1.
Woodruff (Amin, 1987 ), mendefinisikan
konsep sebagai berikut:
a) suatu
gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna,
b) suatu
pengertian tentang suatu objek,
c) produk
subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap
objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi
terhadap objek/benda).
2. Menurut
Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan
untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
3. Menurut
Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah
objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek
ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran
orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat
dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
4.
Menurut Singarimbun dan Effendi (2009)
pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu,
sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama. Konsep
merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang
dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan
maksud kita memakainya.
Konsep
mempunyai definisi yang bervariasi di dalam literatur psikologi dan pendidikan.
Beberapa definisi menekankan pada sifat-sifat umum dari objek dan
peristiwa untuk mengenalnya. Konsep dapat diwakili atau digambarkan
dengan hubungan yang hirarki (Sayibo, 1995). Konsep dapat
didefinisikan sebagai organisasi mental dan kategori-kategori pemikiran
atau gagasan. Sebagai kategori, konsep memiliki kategori-kategori yang mencakup
benda (objecs), peristiwa (events), orang (people),
ide-ide (ideas), dan simbol-simbol (symbols) (Van Cleaf,
1991 dalam Setyosari, 1998). Konsep pada hakikatnya adalah suatu
ide atau suatu pemahaman terhadap sesuatu atau generalisasi (Kolesnik,
1976). (http://yeyendra.blogspot.com/2011/11/bab-3-teori-dan-pengalaman-belajar.html)
Pembelajaran
berbasis konsep dapat dilakukan melalui analisis konsep. Pemahaman konsep
diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar merupakan proses kognitif
yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses
tersebut adalah : (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi,
dan (3) menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan. (Dahar, 1991). (sumber:
http://id.shvoong.com/)
Pendekatan
Konsep
Konsep
didefinisikan sebagai abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah
komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir. Tafsiran atau
pengertian seseorang terhadap suatu konsep disebut konsepsi. Konsep menunjukkan
suatu hubungan antar konsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan
atau jawaban manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan yang bersifat asasi tentang
mengapa suatu gejala itu bisa terjadi. Konsep merupakan pikiran seseorang atau
sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi produk
pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh
dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berfikir abstrak.
Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan
baru, sedangkan kegunaan konsep adalah meramalkan dan menjelaskan.
Konsep adalah
klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep
merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman. Pendekatan
konsep adalah pendekatan pembelajaran yang secara langsung menyajikan konsep
tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu
diperoleh. (Syaipul sagala, 2007).
Manifestasi
(perwujudan) proses kognitif melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Mengklasifikasikan
pengalaman untuk menguasai konsep tertentu yang sama.
2. Menafsirkan
pengalaman dengan jalan menghubungkan konsep yang telah diketahui untuk
menyusun generalisasi.
3. Mengumpulkan
informasi untuk menafsirkan pengalaman, tahap ini disebut berpikir asosiatif.
4. Menginterprestasikan
atau menafsirkan pengalaman-pengalaman keadaan yang telah diketahui.
Pendekatan
Konsep Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Konsep dasar
adalah konsep yang diperoleh melalui pengalaman yang benar. Konsep dasar
berkembang melalui bimbingan pendidikan dan proses belajar mengajar. Contoh :
Perkembangan konsep bahasa anak dimulai dari suara-suara yang tak ada artinya
(berceloteh) menjadi suara, huruf, lambat laun menjadi suku kata.
Konsep dimulai
dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol sehingga menjadi
abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih
kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu
pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau
pengajar menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata
mereka secara konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya mata
?, Berapa matamu ?“. Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat
menghubungkan benda konkret dengan fungsinya dan kegiatannya. Semua ini
memunculkan pengalaman baru.
Dalam proses
internalisasi suatu konsep perlu diperhatikan dari beberapa hal, antara lain:
a. Memperkenalkan benda-benda
yang semula tak bernama menjadi bernama.
b. Memperkenalkan
unsur benda, sehingga memberi kemungkinan unsur lain.
Contoh:
a)
Bunga-berbau (harum/tak harum)
b)
Berwarna (bermacam-macam)
c)
Berdaun (kecil, besar)
d)
Berduri (lunak, keras).
c. Menunjukkan
ciri-ciri khusus pada benda yang diperlihatkan.
d. Menunjukkan
persetujuan dengan membandingkan contoh dan bukan contoh.
Contoh :
Pakaian: kain-kain yang dibuat dan dipakai di badan.
Bukan contoh :
tas, kalung, giwang; barang-barang ini dipakai tetapi bukan pakaian, melainkan
pelengkap pakaian.
Oleh karena
itu, kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan konsep adalah:
1. Menanti
kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai dengan unsur lingkungan.
2. Mengetengahkan
konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan
konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang
kompleks.
4. Penjelasan
perlahan-lahan dari yang konkret sampai yang abstrak.
Langkah-langkah
mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu:
1.
Tahap Enaktif
dimulai dari:
a)
Pengenalan benda konkret.
b)
Menghubungkan dengan pengalaman lama atau
pengalaman baru.
c)
Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
2.
Tahap Simbolik
dengan
memperkenalkan:
a)
Simbol, lambang, kode, seperti angka, huruf, kode,
seperti (?,=,/).
b)
Membandingkan antara contoh dan non contoh untuk
menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya.
c)
Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk
menangkap apakah siswa cukup mengerti
akan ciri-cirinya.
d)
Memberi nama, istilah, serta definisi.
3.
Tahap Ikonik
tahap ini
adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti ;
Menyebut nama,
istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
Penjelasan Langkah-Langkah Pendekatan Konsep
1.
Tahap Enaktif
a. Pengajar
memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai orang sehari-hari untuk
menutup badan dan perlengkapannya. Pembelajar diminta mengamati dan
menghubungkan dengan apa yang pernah dialaminya atau barangkali ada kreasi
baru.
b. Pengajar
bertanya agar mendapat respons tentang barang-barang tersebut. Apakah kamu
pernah mengenakan barang seperti ini jawabnya ya atau tidak. Apakah kamu pernah
mengenakan barang seperti ini, jawabnya ya atau tidak. Apakah barang-barang ini
sambil diperagakan, dipakai di badan, disebagian badan atau di seluruh badan
serta dikaki, di tangan atau di leher, jawabnya “ ya atau tidak “. Kegiatan ini
diulang-ulang sehingga jelas dan pembelajar ada yang merespons betul dan ada
juga yang salah.
2.
Tahap Simbolik
a. Pengajar
memperlihatkan gambar tentang barang-barang yang ditunjukkan pada a dan b.
Pembelajar menunjuk dan menyebut ciri-ciri khusus tiap-tiap benda tersebut,
misalnya:
1. Terbuat dari:
kain, kulit, plastik.
2. Bermacam-macam
warna: putih, cokelat.
3. Berbeda-beda
model: berlengan, berkerah.
b. Pengajar
bersama pembelajar memberi sebuah nama atau istilah. Gambar atau barang yang
termasuk baju dan gambar atau barang yang bukan baju tetapi sebagai pelengkap.
Pembelajar secara lisan dapat menyebut dengan nama dan definisinya.
3.
Tahap Ikonik
a. Pengajar menunjuk
tulisan “BAJU”,pembelajar mengucapkan “BAJU”.
b. Bila pengajar
menyuruh seorang pembelajar, “Lipatlah baju ini”, maka pembelajar pun akan
mengambil salah satu baju dan dilipat. Ini pertanda bahwa pembelajar telah
memiliki konsep.
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep merupakan suatu buah pemikiran seseorang, tafsiran atau pengertian seseorang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep itu sendiri diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, fungsi konsep itu sendiri adalah menjelaskan, meramalkan dan menafsirkan. (Purwanto, 2010)
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep merupakan suatu buah pemikiran seseorang, tafsiran atau pengertian seseorang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep itu sendiri diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, fungsi konsep itu sendiri adalah menjelaskan, meramalkan dan menafsirkan. (Purwanto, 2010)
2.2 Contoh Konsep IPA (Biologi)
Ada banyak
kesalahan konsep yang selama ini berkembang dalam pengelolaan belajar Biologi
(IPA) di dalam kelas, Kegiatan belajar Biologi berubah
menjadi kegiatan mengajar Biologi. Dengan kegiatan mengajar, maka pusat
kegiatan adalah guru. Sepanjang jam pelajaran harus memberikan ceramah dan
siswa duduk memperhatikan. Dalam kegiatan belajar Biologi, siswa yang menjadi
pusat kegiatan atau subyek belajar.
Biologi sebagai
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan
observasi dan eksperimen. Dengan demikian, belajar biologi tidak cukup hanya
dengan menghafalkan fakta dan konsep yang sudah jadi, tetapi juga dituntut
untuk menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut melalui observasi dan
eksperimen. Dengan adanya eksperimen tersebut, maka keterampilan Sains yang
dimiliki siswa tersebut akan berpotensi untuk menguasai pengetahuan yang lebih
tinggi. Karena dengan adanya keterampilan Sains yang dimiliki, maka siswa
secara mental sudah siap menghadapi permasalahan yang terjadi dalam hidupnya.
Dengan demikian
proses belajar mengajar Biologi bukan hanya sekedar transfer informasi/ilmu
dari guru kepada siswa atau hanya interaksi antara guru dengan siswa, tetapi
pola interaksi terjadi antara siswa dengan objek (materi) sedangkan guru hanya
bertindak sebagai penengah atau pengendali.
Berikut ini
adalah skema kedudukan guru terhadap siswa dan materi Biologi dalam proses
belajar mengajar yang dikemukakan oleh Djohar (1985 : 8)
Konsep
didefinisikan sebagai abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah
komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir. Tafsiran atau
pengertian seseorang terhadap suatu konsep disebut konsepsi.
Setiap konsep
yang telah diperoleh mempunyai perbedaan isi dan luasnya. Seseorang yang
memiliki konsep melalui proses yang benar pengalaman maka pengertiannya akan
kuat. Kemampuan membedakan sangat dibutuhkan dalam penguasaan konsep. Dapat
membedakan konsep berarti dapat melihat ciri-ciri setiap konsep.
Menurut
Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, M.Pd.
Anak-anak membentuk pemahaman terhadap fenomena alam sebelum mereka
mempelajarinya secara formal di sekolah. Pemahaman yang mereka miliki disebut
konsepsi awal (prakonsepsi). Sebagian dari pemahaman tersebut sesuai dengan
pemahaman yang dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh para ilmuwan (sesuai
dengan konsep ilmiah). Akan tetapi banyak juga di antara pemahaman yang mereka
miliki sama sekali berbeda dengan konsep ilmiah yang diakui kebenarannya.
Prakonsepsi pada
siswa akan hilang ketika mereka diajarkan konsep yang sebenarnya. Sebagai
contoh: seorang siswa memiliki prakonsepsi dengan pemahaman: Mata kita dapat
melihat sebuah benda, karena benda itu dapat memantulkan cahaya dari mata
kita. Prakonsepsi lain yang dimiliki oleh siswa misalnya: Lampu yang
dekat dengan baterai akan menyala lebih terang dari pada lampu yang letaknya
lebih jauh dari baterai, karena lampu yang dekat berkesempatan memakan listrik
lebih banyak dari pada lampu yang lebih jauh.
Suatu
prakonsepsi biasanya lebih mudah diubah. Prakonsepsi akan berubah manakalah
siswa yang bersangkutan diajarkan konsep yang sebenarnya. Bila suatu
prakonsepsi tidak mudah berubah, dan orang yang memiliki prakonsepsi itu selalu
kembali kepada prakonsepsinya sendiri meskipun telah diperkenalkan dengan
konsep yang benar, hal itu dinamakan miskonsepsi (kesalahan konsep).
Beberapa
contoh kesalahan konsep dan pembenarannya :
ü Konsep
1 :
“Ciri
makhluk hidup adalah makan”
Penjelasan konsep ini SALAH, karena ternyata realita
menunjukkan tidak semua makhluk hidup makan. Tumbuhan misalnya
adalah contoh makhluk hidup yang tidak makan. Kita tidak pernah melihat
tumbuhan melakukan proses makan, yaitu mengambil makanan dari lingkungannya.
Ingat ciri makanan adalah berupa zat organik, mengandung energi, dan bermanfaat
bagi tubuh. Tumbuhan memang menyerap zat dari dalam tanah yaitu berupa air dan
garam-garam mineral. Air dan mineral bukan makanan, karena tidak memenuhi
kriteria ciri makanan tadi.
Penjelasan yang benar adalah: Ciri
makhluk hidup adalah perlu makanan. Semua makhluk hidup memerlukan makanan
termasuk tumbuhan, hanya saja cara pemenuhannya berbeda. Hewan dilakukan
melalui proses makan, tetapi tumbuhan dilakukan dengan cara membuat makanan
sendiri di dalam tubuhnya.( Ibrahim,
Muslimin. 2011 )
ü Konsep
2 :
Rantai makanan bukanlah peristiwa
makan memakan, karena konsep makan memakan adalah saling makan, padahal yang
terjadi adalah hanya satu pihak yang dimakan sedang pihak yang memakan tidak,
tapi ada potensi untuk di makan oleh organisme lainnya. Sebagai contoh: tikus
dimakan ular, sementara tikus tidak memakan ular. Tapi ular kemungkinan juga
dapat dimakan oleh organisme lain seperti burung buas.
Konsep berurutan sebenarnya juga tidak statis tetapi dinamis, artinya urutan peristiwa memakan dapat berubah terutama bila rantai makanan itu melibatkan organisme yang omnivor.
Konsep berurutan sebenarnya juga tidak statis tetapi dinamis, artinya urutan peristiwa memakan dapat berubah terutama bila rantai makanan itu melibatkan organisme yang omnivor.
Contoh: Nyamuk---katak---Manusia;
urutan ini dapat berubah: katak---Manusia---Nyamuk : atau urutan yang lain:
Manusia ---nyamuk---katak.
Saran Perbaikan : Dengan demikian saran perbaikan definisi: rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan menurut urutan tertentu.
Saran Perbaikan : Dengan demikian saran perbaikan definisi: rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan menurut urutan tertentu.
ü Konsep
3 :
“Hewan yang hidup di air bernapas dengan
insang”
Yang benar tidak semua hewan yang hidup di air bernapas
dengan insang, contohnya Lumba-lumba, ikan paus, semuanya hidup di air tapi
tidak bernapas dengan insang. Pernapas yang memerlukan insang jika hewan itu
mengambil oksigen dari air. Hewan yang hidup di air bisa saja tidak mengambil
oksigen dari air sehingga tidak perlu insang. Lumba-lumba dan ikan paus serta
Mammalia air lainnya sebagai misal, mengambil oksigen dari udara.(Ibrahim, Muslimin. 2011)
IPA dibangun dari konsep-konsep dan
penjelasan yang benar di dalam biologi harus dibangun pula dari konsep yang
benar. (Ibrahim, Muslimin. 2011).
2.3 Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Dari
beberapa pendekatan yang ada, Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP) merupakan
pendekatan yang sangat ditekankan dalam pelaksanaan baik untuk kurikulum 1984 ,
kurikulum 1994 maupun KBK 2004 untuk pembelajaran Sain (IPA)
(http://file.upi.edu).
Pendekatan
keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengikut
sertakan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan yang mereka miliki
sehingga mereka memperoleh suatu yang baru berdasarkan hasil pengamatan yang
interprestasi dari objek atau fenomena
yang mereka hadapi (Widada. 2008).
Pendekatan
keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif
dalam proses pemerolehan hasil belajar (Conny, 1992). Pendekatan keterampilan
proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai
dengan pelaksaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat
dewasa ini. Dalam pembelajaran matematika pun, pendekatan keterampilan proses
ini sangat cocok digunakan. Struktur matematika yang berpola deduktif
kadang-kadang memerlukan proses kreatif yang induktif. Untuk sampai pada suatu
kesimpulan, kadang-kadang dapat digunakan pengamatan, pengukuran, intuisi,
imajinasi, penerkaan, observasi, induksi bahkan mungkin dengan mencoba-coba.
Pemikiran yang demikian bukanlah kontradiksi, karena banyak objek matematika
yang dikembangkan secara intuitif atau induktif (Nyimas Aisyah dalam staff.uny.ac.id)
Keterampilan proses sains
adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan
berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses
ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna.
Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk)
saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam
membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki
peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun
gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan
gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik
objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau
memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.
Prinsip Pembelajaran Keterampilan
Proses Sains
Menurut Conny, 1992 ada
beberapa prinsip di dalam pemebelajaran keterampilan proses sains :
1. Kemampuan mengamati
Mengamati merupakan salah
satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Contoh: siswa
mengamati benda-benda yang berbentuk lingkaran.
2. Kemampuan menghitung
Kemampuan menghitung dalam
pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan
semua manusia memerlukan kemampuan ini. Contoh: siswa menghitung garis tengah
yang diperlukan untuk keliling suatu lingkaran.
3. Kemampuan mengukur
Dalam pengertian yang luas,
kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dasar dari
kegiatan ini adalah perbandingan. Contoh: siswa mengukur panjang garis tengah
lingkaran.
4. Kemampuan mengklasifikasikan
Kemampuan mengklasifikasi
merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa
benda, fakta, informasi, dan gagasan.Contoh: siswa mengelompokkan benda-benda
yang berbentuk lingkaran dengan yang bukan.
5. Kemampuan menemukan hubungan
Kemampuan ini merupakan
kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Contoh: siswa menentukan
waktu yang dibutuhkan oleh siswa lain yang dapat menempuh lintasan lapangan
berbentuk lingkaran dengan garis tengah dan waktu tertentu.
6. Kemampuan membuat prediksi (ramalan)
Kemampuan membuat ramalan
atau perkiraan yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Contoh: Siswa meramalkan mana yang lebih
panjang jarak tempuhnya jika dua buah benda yang berlainan jari-jari
digelindingkan. Siswa kemudian membuat hipotesis tentang rumus keliling
lingkaran.
7. Kemampuan melaksanakan penelitian
Penelitian merupakan
kegiatan para ilmuwan di dalam kegiatan ilmiah. Namun, dalam kehidupan
sehari-hari penelitian (percobaan) merupakan kegiatan penyelidikan untuk
menguji gagasan-gagasan melalui kegiatan eksperimen praktis. Contoh: siswa
melakukan percobaan untuk menemukan rumus keliling lingkaran.
8. Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis dat
Kemampuan ini merupakan
bagian dari kemampuan melaksanakan penelitian. Contoh: siswa mengumpulkan data
yang diperoleh dari percobaan, menganalisis data tersebut, dan membuat
kesimpulan berupa rumus keliling lingkaran
9. Kemampuan menginterpretasikan data
Dalam kemampuan ini, siswa
perlu menginterpretasikan hasil yang dperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel,
diagram, grafik, atau histogram. Contoh: siswa menginterpretasikan hubungan
antara garis tengah dan keliling lingkaran dengan menggunakan grafik yang
diperoleh dari percobaan.
10. Kemampuan mengkomunikasikan hasil
Kemampuan ini merupakan
salah satu kemampuan yang juga harus dikuasai siswa. Dalam kemampuan ini, siswa
perlu dilatih untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada orang lain dalam
bentuk laporan penelitian, paper, atau karangan. Contoh: siswa membuat laporan
tentang hasil percobaan menentukan rumus keliling lingkaran
2.4 Contoh
Keterampilan Proses IPA
1.
Contoh keterampilan proses dalam IPA
misalnya dapat kita temui pada proses pengamatan perkecambahan yang dipengaruhi
oleh jumlah intensitas cahaya. Pada pengamatan tersebut siswa diminta untuk
mencari hubungan antara jumlah intensitas cahaya (tempat) terhadap laju
perkecambahan. Kecambah yang berada di tempat terang atau lebih banyak terkena
cahaya maka pertumbuhan kecambah tersebut lebih lambat dibandingkan kecambah
yang berada ditempat yang gelap pertumbuhannya lebih cepat (farischarming.wodrdpress.com)
2.
Ciri Makhluk Hidup
Pada umumnya ciri
makhluk hidup ada 9 yaitu bergerak, peka terhadap
rangsang(iritabilitas), memerlukan makan (nutrisi), bernafas (respirasi),
tumbuh dan berkembang, berkembangbiak (reproduksi), adaptasi, regulasi, dan
ekskresi. Berikut ini merupakan penjelasan ciri-ciri
makhluk hidup secara lengkap :
1.
Bergerak
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh
atau sebagian.Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak
yang dilakukan pada tumbuhan antara lain : gerak menutupnya daun putri malu
jika disentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas ke arah sinar matahari,
dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan
juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat
gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa
tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain.
2.
Peka Terhadap Rangsang
(iritabilitas)
Hal ini dapat ditunjukkan sebagai
berikut:
·
Pada tumbuhan, daun putri malu bila
diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunnya.
·
Pada hewan, ayam ketika fajar
menyingsing akan berkokok.
·
Manusia jika diberi bau yang merangsang
akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.
3.
Memerlukan Makan (nutrisi)
Setiap makhluk
hidup memerlukan makanan.Hal
ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan
pertumbuhan. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda dalam
memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses
fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi
tergantung pada makhluk hidup lainnya.
4. Bernafas (respirasi)
Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan,
sehingga memperoleh energi dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat
sisa.Hewan vertebrata di darat bernafas dengan paru-paru, ikan bernafas dengan
insang, cacing bernafas dengan kulit.Tumbuhan, pada daun bernafas melalui
stomata, pada batang melalui lentisel dan di akar melalui bulu-bulu
akar.Manusia bernafas dengan paru-paru.
5. Tumbuh dan Berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang
irreversible. Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh
hormon, nutrisi dan lingkungan.
6 . Berkembangbiak
(reproduksi)
Berkembangbiak adalah memperbanyak diri
untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak sebagai berikut :
· Secara
kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel
sperma.
· Secara
tak kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma, melainkan melibatkan
sel tubuh.
7. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan dan untuk mempertahankan diri. Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:
· Adaptasi
morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk
menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai
daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.
· Adaptasi
fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh : Manusia menambah jumlah
sel darah merah bila berada di pegunungan. Kotoran unta kering , tetapi
urinenya kental
· Adaptasi
tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah
lakunya. Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukan
secara periodik.
8. Ekskresi
Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme tubuh.
Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilkan energi, tubuh organisme juga menghasilkan
zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Apabila zat sisa tersebut tidak
dikeluarkan akan membahayakan tubuh. Contoh: Manusia mengeluarkan
karbondioksida melalui paru–paru, ikan mengeluarkan karbondioksida melalui
insang. (artikelbiologi.com)
2.5 Kelemahan dan Keunggulan Keterampilan Proses dalam
Mengajarkan IPA
Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses sebagai berikut:
1.
Membutuhkan waktu yang
relatif lama untuk melakukannya
2.
Jumlah siswa dalam kelas
harus relative kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru.
3.
Memerlukan perencanaan
dengan teliti.
4.
Tidak menjamin setiap
siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5.
Sulit membuat siswa turut
aktif secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.
(Yinda, 2010)
Kelebihan pendekatan keterampilan proses yaitu:
1. Merangsang ingin tahu dan mengembangkan
sikap ilmiah siswa.
2. Siswa akan aktif dalam pembelajaran dan mengalami sendiri
proses mendapatkan konsep.
3. Pemahaman siswa lebih mantap.
4. Siswa terlibat langsung dengan objek
nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
5. Siswa menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari
6. Melatih siswa untuk berpikir lebih
kritis.
7. Melatih siswa untuk bertanya dan
terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
8. Mendorong siswa untuk menemukan
konsep-konsep baru,
9. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
(Yinda.2010)
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Konsep
adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek,
peristiwa atau fenomena lainnya. Sedangkan, Pendekatan konsep adalah pendekatan
pembelajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
2. Contoh
konsep IPA misalnya dapat kita ketahui pada penjelasan mengenai ciri-ciri
makhluk hidup dan rantai makanan.
3. Pendekatan keterampilan proses adalah suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang mengikut sertakan siswa secara aktif guna
mengembangkan kemampuan yang mereka miliki sehingga mereka memperoleh suatu
yang baru berdasarkan hasil pengamatan yang interprestasi dari objek atau fenomena yang mereka hadapi.
4. Salah
satu contoh
keterampilan proses dalam IPA misalnya dapat kita temui pada proses pengamatan
perkecambahan yang dipengaruhi oleh jumlah intensitas cahaya.
5. Kelemahan
keterampilan proses dalam mengajar IPA adalah
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk melakukannya dan sulit membuat siswa
turut aktif secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.
6. Keunggulan keterampilan proses dalam mengajar
IPA adalah dapat merangsang ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah siswa
serta Pemahaman siswa lebih mantap.
3.2
Saran
Sebagai calon pendidik, hendaknya
mampu mengaplikasikan berbagai contoh dalam pendekatan konsep dan pendekatan
keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar agar tidak terjadi
misskonsepsi antara pendidik dan peserta didik dikemudian hari.
DAFTAR
PUSTAKA
http://armansamawa.blogspot.com/2011/07/prakonsepsi_miskonsepsi-serta-contoh.html. Diakses pada tanggal 13 Februari 2014
http://eprints.undip.ac.id/metodolofi Diakses pada tanggal 13 Februari 2014
http://farischarming.wordpress.com/2013/08/31/laporan-pengamatan-pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau/ Diakses
pada tanggal 13 Februari 2014
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195910301986011-HARUN_IMANSYAH/Sampel_Teaching_Materials/Approach_0.pdf Diakses pada tanggal 13 Februari 2014
http://gindayinda.blogspot.com/2010/10/pendekatan-keterampilan-proses.html Diakses pada tanggal 13 Februari 2014
http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-konsep-menurut-beberapa-ahli.html Diakses
pada tanggal 13 Februari 2014
http://pakdesofa.wapgem.com/pend%20IPS%20SD2/PENDEKATAN%20KONSEP%20DALAM%20PEMBELAJARAN.txt Diakses
pada tanggal 13 Februari 2014
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PengembanganPembelajaranMatematika_UNIT_6_0.pdf) Diakses pada tanggal 13 Februari 2014
http://www.artikelbiologi.com/2012/02/ciri-ciri-makhluk-hidup.html Diakses
pada tanggal 13 Februari 2014
http://www.gudangmateri.com/2011/03/konsep-pendekatan-dalam-pembelajaran.html Diakses pada tanggal 13 Februari 2014
http://yeyendra.blogspot.com/2011/11/bab-3-teori-dan-pengalaman-belajar.html Diakses
pada tanggal 13 Februari 2014
Widada. 2008. Penerapan
Keterampilan Pendekatan Proses Sebagai Upaya Motivasi Belajar Dan Pemahaman
Siswa Pada Sub Pkok Bahasan Transport Pada Membran Sel Untuk Siswa Kelas XI IPA
Madrasah Aliyah Negri 1 Kalibawang.
Yogyakarta : Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga)
0 komentar:
Posting Komentar