Sabtu, 14 Juni 2014

Mahasiswa sebagai Agen Perubahan dalam Upaya Mewujudkan Generasi Emas Pemimpin Masa Depan



Seperti yang sudah kita ketahui, mahasiswa merupakan salah satu pilar utama dalam dunia pendidikan serta memiliki predikat sebagai “Agent of Change”. Sayangnya, tidak semua mahasiswa memahami hal ini sehingga mereka cenderung pasif dan tidak memaksimalkan dirinya sebagai mahasiswa.
            Sebagai agen perubahan, mahasiswa dituntut untuk profesional serta memiliki keahlian yang lebih agar dapat lebih mudah mewujudkan keinginannya. Tetapi, hal ini belum banyak terealisasi. Karena, sebagian besar mahasiswa khususnya mahasiswa reguler cenderung menjadi mahasiswa asli. Dalam artian kegiatan mereka hanya datang ke kampus untuk kuliah, setelah itu langsung pulang. Atau pada saat ada jam kosong mereka lebih memilih pulang. Padahal di kost maupun di rumah kegiatan mereka hanya menonton televisi, tidur dan kegiatan-kegiatan lain yang sudah mereka lakukan setiap harinya. Mahasiswa seperti ini lah yang biasa disebut sebagai mahasiswa “kupu-kupu” alias mahasiswa kuliah pulang- kuliah pulang.
            Sangat disayangkan bukan ? Mereka kurang memaksimalkan waktunya selama di kampus. Padahal selama di kampus, mahasiswa bebas mengembangkan keahliannya. Salah satunya adalah kampus memiliki banyak sekali organisasi yang siap menjadikan mahasiswa menjadi lebih baik. Dalam organisasi, mahasiswa banyak mendapat pembelajaran, sebagai contoh selain dapat meningkatkan popularitas mahasiswa akan lebih mudah berbicara di depan umum, mendapat pembelajaran mengenai kepemimpinan, pembagian waktu, tenggang rasa, cara bernegosiasi serta hal-hal lain yang sebenarnya sangat diperlukan oleh seorang mahasiswa sebagai agen perubahan.
            Kebanyakan mahasiswa menganggap organisasi hanya akan mengganggu perkuliahannya saja. Padahal pemikiran tersebut tidak benar, karena mengganggu tidaknya organisasi, pribadinyalah yang menentukan. Apabila kita bisa membagi waktu dan memaksimalkannya, organisasi adalah sarana yang baik agar kita bisa menjadi mahasiswa plus-plus. 

Peran Mahasiswa dalam Dunia Pendidikan dan Non-Pendidikan
Sebagai salah satu pilar utama dalam dunia pendidikan, tentunya mahasiswa memiliki peran dalam berbagai bidang. Yaitu :
a.         Pencetus Perubahan
Selain sebagai agen perubahan, mahasiswa juga berperan sebagai pencetus perubahan. Mereka dapat bergerak secara mandiri sesuai dengan apa yang mereka yakini. Hal ini dapat dilihat dari berbagai demo yang dilakukan mahasiswa dalam menentang bermacam-macam masalah di negeri ini, seperti korupsi, penganiayaan, diskriminasi dan lain-lain. Itu mereka lakukan karena mereka yakin dan idealisme mereka mengatakan bahwa yang terjadi itu tidaklah benar. Sehingga mereka merasa perlu menyampaikan pendapat mereka melalui aksi demo. Seperti yang sudah kita ketahui, perubahan besar terjadi di tangan generasi muda mulai dari zaman nabi, kolonialisme, reformasi, dan lain sebagainya. Maka dari itu, mahasiswa dituntut bukan hanya menjadi agen perubahan saja, melainkan pencetus perubahan itu sendiri yang tentunya ke arah yang lebih baik.
b.        Pemimpin Masa Depan
Dapat dikatakan bahwa mahasiswa adalah aset, cadangan, dan harapan bangsa masa depan. Karena dari kalangan mahasiswalah salah satu calon pemimpin yang akan menggantikan kepemimpinan sebelum-sebelumnya. Itulah mengapa mahasiswa dituntut untuk meningkatkan kualitas dirinya.
c.         Kontrol Sosial
Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan ilmu yang dimilikinya memiliki peranan menjaga dan memperbaiki nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Mahasiswa dalam kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar yang memiliki keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Upaya Mahasiswa Menjadi Sebuah Generasi Emas Pemimpin Bangsa
Menurut prof. Gunawan Mintohardjo dalam bukunya Membangun Indonesia Emas, untuk membangun Indonesia masa depan maka kita membutuhkan generasi yang menguasai 3 hal yaitu concepts, competencies, dan conections.
Ketiga hal tersebut yang harus dikuatkan dalam diri setiap mahasiswa. Ketiga hal ini bisa didapatkan mahasiswa di dunia perkuliahan atau sejenisnya. Tapi jika mengharapkan itu saja tidak akan cukup. Sehingga diperlukan kesadaran diri dari mahasiswa untuk mengembangkan lebih jauh agar dapat menjadi sebuah generasi emas pemimpin bangsa. Di samping itu, mahasiswa juga harus senantiasa membentengi dirinya dengan unsur keagamaan serta moral yang baik agar tidak terjerumus ke dalam ke arah negatif yang saat ini cenderung digandrungi.
Tentu saja upaya-upaya mahasiswa untuk menjadi sebuah generasi emas tidak akan berjalan dengan lancar jika tidak dibarengi dengan dukungan dari berbagai pihak. Khususnya masyarakat dan pemerintah. Itulah mengapa kita semua harus menyiapkan wadah yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan kualitas dirinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku.
             
Kesimpulan
1.      Mahasiswa sebagai agen perubahan dituntut untuk professional dan  mempunyai kemampuan lebih serta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya.
2.      Peran mahasiswa baik dalam dunia pendidikan maupun non pendidikan adalah sebagai pencetus perubahan, pemimpin masa depan serta sebagai control sosial.
3.      Menurut prof. Gunawan Mintohardjo ada 3 hal yang harus dikuasai mahasiswa apabila ingin menjadi sebuah generasi emas yaitu concepts, competencies, dan conections.

Saran
Sebagai agen perubahan, mahasiswa harus memiliki keinginan kuat untuk selalu memperbaiki serta meningkatkan kualitas diri. Selain itu juga harus memiliki benteng yang kuat agar tidak terjerumus kepada hal-hal negatif.
     Diharapkan umpan balik dari berbagai pihak karena Mahasiswa sangat membutuh dukungan demi terwujudnya sebuah generasi emas sebagai pemimpin masa depan.

0 komentar:

Posting Komentar