Seperti
yang sudah kita ketahui, mahasiswa merupakan salah satu pilar utama dalam dunia
pendidikan serta memiliki predikat sebagai “Agent of Change”. Sayangnya, tidak
semua mahasiswa memahami hal ini sehingga mereka cenderung pasif dan tidak
memaksimalkan dirinya sebagai mahasiswa.
Sebagai agen perubahan, mahasiswa
dituntut untuk profesional serta memiliki keahlian yang lebih agar dapat lebih
mudah mewujudkan keinginannya. Tetapi, hal ini belum banyak terealisasi.
Karena, sebagian besar mahasiswa khususnya mahasiswa reguler cenderung menjadi
mahasiswa asli. Dalam artian kegiatan mereka hanya datang ke kampus untuk
kuliah, setelah itu langsung pulang. Atau pada saat ada jam kosong mereka lebih
memilih pulang. Padahal di kost maupun di rumah kegiatan mereka hanya menonton
televisi, tidur dan kegiatan-kegiatan lain yang sudah mereka lakukan setiap
harinya. Mahasiswa seperti ini lah yang biasa disebut sebagai mahasiswa
“kupu-kupu” alias mahasiswa kuliah pulang- kuliah pulang.
Sangat disayangkan bukan ? Mereka
kurang memaksimalkan waktunya selama di kampus. Padahal selama di kampus,
mahasiswa bebas mengembangkan keahliannya. Salah satunya adalah kampus memiliki
banyak sekali organisasi yang siap menjadikan mahasiswa menjadi lebih baik.
Dalam organisasi, mahasiswa banyak mendapat pembelajaran, sebagai contoh selain
dapat meningkatkan popularitas mahasiswa akan lebih mudah berbicara di depan
umum, mendapat pembelajaran mengenai kepemimpinan, pembagian waktu, tenggang
rasa, cara bernegosiasi serta hal-hal lain yang sebenarnya sangat diperlukan
oleh seorang mahasiswa sebagai agen perubahan.
Kebanyakan mahasiswa menganggap
organisasi hanya akan mengganggu perkuliahannya saja. Padahal pemikiran
tersebut tidak benar, karena mengganggu tidaknya organisasi, pribadinyalah yang
menentukan. Apabila kita bisa membagi waktu dan memaksimalkannya, organisasi
adalah sarana yang baik agar kita bisa menjadi mahasiswa plus-plus.
Peran
Mahasiswa dalam Dunia Pendidikan dan Non-Pendidikan
Sebagai salah satu pilar utama dalam dunia
pendidikan, tentunya mahasiswa memiliki peran dalam berbagai bidang. Yaitu :
a.
Pencetus
Perubahan
Selain
sebagai agen perubahan, mahasiswa juga berperan sebagai pencetus perubahan.
Mereka dapat bergerak secara mandiri sesuai dengan apa yang mereka yakini. Hal
ini dapat dilihat dari berbagai demo yang dilakukan mahasiswa dalam menentang
bermacam-macam masalah di negeri ini, seperti korupsi, penganiayaan,
diskriminasi dan lain-lain. Itu mereka lakukan karena mereka yakin dan
idealisme mereka mengatakan bahwa yang terjadi itu tidaklah benar. Sehingga
mereka merasa perlu menyampaikan pendapat mereka melalui aksi demo. Seperti
yang sudah kita ketahui, perubahan besar terjadi di tangan generasi muda mulai
dari zaman nabi, kolonialisme, reformasi, dan lain sebagainya. Maka dari itu,
mahasiswa dituntut bukan hanya menjadi agen perubahan saja, melainkan pencetus perubahan
itu sendiri yang tentunya ke arah yang lebih baik.
b.
Pemimpin
Masa Depan
Dapat dikatakan bahwa mahasiswa
adalah aset, cadangan, dan harapan bangsa masa depan. Karena dari kalangan
mahasiswalah salah satu calon pemimpin yang akan menggantikan kepemimpinan
sebelum-sebelumnya. Itulah mengapa mahasiswa dituntut untuk meningkatkan
kualitas dirinya.
c.
Kontrol
Sosial
Peran
mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau
ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dengan gagasan dan ilmu yang
dimilikinya memiliki peranan menjaga dan memperbaiki nilai dan norma sosial
dalam masyarakat. Mahasiswa dalam kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan
contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa
adalah bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar yang memiliki
keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Upaya
Mahasiswa Menjadi Sebuah Generasi Emas Pemimpin Bangsa
Menurut
prof. Gunawan Mintohardjo dalam bukunya Membangun Indonesia Emas, untuk
membangun Indonesia masa depan maka kita membutuhkan generasi yang menguasai 3
hal yaitu concepts, competencies, dan conections.
Ketiga
hal tersebut yang harus dikuatkan dalam diri setiap mahasiswa. Ketiga hal ini bisa
didapatkan mahasiswa di dunia perkuliahan atau sejenisnya. Tapi jika
mengharapkan itu saja tidak akan cukup. Sehingga diperlukan kesadaran diri dari
mahasiswa untuk mengembangkan lebih jauh agar dapat menjadi sebuah generasi
emas pemimpin bangsa. Di samping itu, mahasiswa juga harus senantiasa
membentengi dirinya dengan unsur keagamaan serta moral yang baik agar tidak
terjerumus ke dalam ke arah negatif yang saat ini cenderung digandrungi.
Tentu
saja upaya-upaya mahasiswa untuk menjadi sebuah generasi emas tidak akan
berjalan dengan lancar jika tidak dibarengi dengan dukungan dari berbagai
pihak. Khususnya masyarakat dan pemerintah. Itulah mengapa kita semua harus
menyiapkan wadah yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan kualitas dirinya
tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku.
Kesimpulan
1.
Mahasiswa sebagai agen perubahan
dituntut untuk professional dan mempunyai
kemampuan lebih serta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya.
2. Peran
mahasiswa baik dalam dunia pendidikan maupun non pendidikan adalah sebagai
pencetus perubahan, pemimpin masa depan serta sebagai control sosial.
3. Menurut
prof. Gunawan Mintohardjo ada 3 hal yang harus dikuasai mahasiswa apabila ingin
menjadi sebuah generasi emas yaitu concepts, competencies, dan conections.
Saran
Sebagai agen perubahan, mahasiswa harus memiliki
keinginan kuat untuk selalu memperbaiki serta meningkatkan kualitas diri.
Selain itu juga harus memiliki benteng yang kuat agar tidak terjerumus kepada
hal-hal negatif.
Diharapkan
umpan balik dari berbagai pihak karena Mahasiswa sangat membutuh dukungan demi
terwujudnya sebuah generasi emas sebagai pemimpin masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar